Samarinda – Fenomena permainan Lato-lato hampir terjadi diseluruh Indonesia, termasuk di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Permainan yang hanya mengandalkan keseimbangan tangan dalam mengayunkan dua bola plastik dan saling memantul itu kini sangat digemari oleh semua kalangan, baik anak-anak maupun dewasa.
Bunyi pantulan kedua bola yang dimainkan itu pun cukup nyaring, seolah ingin mencuri perhatian warga yang melihatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam memainkan permainan tersebut, diperlukan kelincahan dan kewaspadaan dari si pemain, sebab resikonya juga cukup besar.
Seperti jika kedua bola yang dipantulkan itu pecah, maka bisa saja serpihannya mengenai muka hingga terkait luka yang cukup serius.
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi menilai permainan tersebut bisa mengalihkan kefokusan anak-anak terhadap permainan yang serba digital (gadget).
Dia mengaku, permainan tersebut sebenarnya sudah lama sejak tahun 60-an, hanya saja baru dimainkan lagi di zaman sekarang.
“Sebenarnya tidak ada salahnya dengan adanya permainan lato-lato itu. Daripada mereka (anak-anak,red) hanya fokus main game di handphone saja, saya kira ini juga bisa mengalihkan kefokusan anak-anak terhadap permainan yang serba digital,” kata Reza, Kamis (19/1/2023) kemarin.
Untuk mencegah terjadinya resiko, Reza mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya orang tua untuk tetap meningkatkan pengawasan terhadap anaknya saat memainkan permainan tersebut.
Tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk juga perlu mengatur ritme permainannya.
“Kita harapkan orang tua perlu mengawasi anak-anaknya, perlu juga mengatur komitmen waktunya, jadi kewaspadaan juga harus ada, ya kuncinya pengawasan dari orang tua juga dan yang memainkan juga perlu hati-hati,” serunya. (Rahma/Adv/DPRD Kaltim)