Samarinda– Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) memanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim dan Badan Pengelola Beasiswa Kaltim (BP-BKT) guna membahas terkait pengelolaan beasiswa Kaltim, Selasa (7/3/2023).
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi mengaku, pihaknya masih menemukan keluhan di tengah masyarakat yang menilai penyaluran beasiswa tersebut belum tepat sasaran, terkhusus untuk masyarakat kurang mampu.
Dia berharap, agar hal tersebut bisa menjadi perhatian serius bagi Disdikbud Kaltim dan BP-BKT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Khusus siswa dan mahasiswa penyandang disabilitas juga banyak yang membutuhkan beasiswa ini. Makanya kami sampaikan ke Disdikbud dan BP-BKT agar bisa memberi prioritas ke warga kurang mampu dan penyandang disabilitas,” ungkap Reza kepada awak media.
Selain itu, pihaknya turut menyoroti penyaluran beasiswa bagi korban KDRT. Beasiswa khusus yang satu ini tak sebanyak peminat beasiswa umum lainnya.
Komisi IV, kata Reza, akan terus berupaya untuk mencari pola agar mekanisme pendaftaran peminat beasiswa khusus korban KDRT bisa bertambah.
“Terkait beasiswa ini nanti kami akan carikan polanya, bagaimana mekanismenya untuk mendorong hal-hal yang disampaikan tadi,” ujarnya.
Kemudian, Komisi IV juga bertanya lebih detail terkait porsi anggaran untuk 2023 ini. Sekaligus ingin mengetahui terkait pendistribusian dan kuota penerima beasiswa tersebut.
Sementara, Kepala BP-BKT, Iman Hidayat menyebutkan bahwa saat ini total pendaftar beasiswa untuk Tuntas Mahasiswa, Stimulan Mahasiswa, dan Stimulan Siswa terus bertambah bahkan telah mencapai 64.556.
Perinciannya, Tuntas Mahasiswa sebanyak 12.280, Stimulan Mahasiswa ada 19.139, dan Stimulan Siswa ada 33.137.
“Jumlah pendaftarnya dipastikan bertambah karena kan pendaftarannya masih dibuka, sampai sekarang belum ditutup,” ungkap Iman.
Disinggung terkait Beasiswa Kaltim yang dinilai belum merata ke seluruh pelosok daerah, Iman menegaskan bahwa pihaknya sudah semaksimal mungkin untuk mensosialisasikan terkait informasi beasiswa.
Hanya saja, jelas dia, sebagian besar warga masih kekurangan literasi, sehingga mengklaim tidak menerima informasi terkait beasiswa tersebut.
“Budaya literasinya yang kurang. Kan sudah diumumkan nama website-nya, informasi itu harus dibaca secara keseluruhan,” tegasnya.
Untuk calon pendaftar yang berada di wilayah blank spot di Kaltim, Iman menjelaskan seperti pendaftar berstatus siswa bisa datang langsung ke sekolah. Sebab semua daerah blank spot boleh mendaftar melalui sekolah.
“Sekolah dijamin tidak blank spot karena pihak sekolah harus membuat laporan Dapodik. Berarti di sana ada jaringan,” jelasnya. (Rahma/Adv/DPRD Kaltim)