KanalAnalisis.com, Jakarta — Adanya suara yang terdengar dari perut bumi di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Madura, Jawa Timur membuat Dosen Fakultas Geologi di Universitas Padjadjaran, Dicky Muslim angkat bicara. Dia menuturkan bahwa suara tersebut kemungkinan berhubungan dengan berbagai proses geologi.
Dicky mengungkapkan, hal tersebut dapat terjadi melihat keberadaan daerah Sumenep yang ada di Pulau Madura, dan dekat dengan zona sesar RMKS atau sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala.
“Misalnya pergeseran lapisan batuan, aliran air tanah, hingga tekanan tektonik. Ini tergantung dari kondisi geologisnya ya,” tutur Dicky ketika dihubungi lewat telepon, Minggu (13/8). Dilansir dari CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dicky menuturkan, apabila dilihat secara tektonik, sesar yang berdampingan dengan Sumenep ini letaknya ada pada busur belakang. Keaktifan sesar ini juga tergolong rendah, sebab umur yang cukup tua, tetapi masih ada kemungkinan pergerakan sampai menimbulkan gempa.
Dia juga mengatakan, bahkan di di tempat-tempat tertentu sekita sesar yang mempunyai panjang 675 klilometer tersebut, ada gerakan utama misalnya gempa, sampai gerakan kecil dapat sering berlangsung.
Suara gemuruh atau dentuman dari bawah tanah dapat dihasilkan dari gerakan kecil tersebut.
“Mirip sekali dengan kejadian yang di Sumenep,” ujarnya.
Dicky juga mengungkapkan, adanya potensi terjadinya likuifaksi yang sempat dikhawatirkan oleh warga. Hal tersebut berpotensi kecil dapat terjadi.
Warga harus tetap waspada meskipun dentuman yang diciptakan tidak besar, khusunya apabila terdapat pondasi yang tampak bergeser atau retakan bangunan.
Sejumlah faktor dapat menimbulkan likuifaksi. Seperti contoh yang berhubungan dengan material tanah di tempat kejadian.
“Jika tanahnya berupa pasir lepas dengan muka air tanah yang dangkal, maka kemungkinan likuifaksi bisa terjadi,” tuturnya.
Diketahui, ada suara dan dentuman yang berasal dari dalam perut bumi menggegerkan warga di Sumenep, tepatnya di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng. Suara-suara misterius tersebut terdengar selama kurang lebih 10 hari, walaupun sekarang ini suara itu sudah tak terdengar lagi.