KanalAnalisis.com, Jakarta – Dokter Rumah Sakit Mayapada, yakni Yeremia Tatang mengatakan terkait kesehatan David Latumahina atau Cristalino David Ozora yang tidak dapat pulih 100 persen.
Yeremia Tatang mengatakan pernyataan tersebut ketika diperiksa sebagai saksi ahli untuk tersangka Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas Rotua Pangodian Lumbantoruan pada sidang lanjutan terkait kasus penganiayaan berat yang dilakukan kepada David Latumahina atau Cristalino David Ozora yang diadakan di PN Jaksel, Kamis (20/7/2023).
Yeremia Tatang menerangkan, bahwa David sudah menghabiskan waktu hampir 53 hari untuk melakukan perawatan di Rumah Sakit (RS) Mayapada. Tetapi, pengobatan terus berjalan meskipun telah keluar dari rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Betul yang mulia. Jadi waktu itu kita pulangkan mengingat kondisi fisiknya lebih membaik, tetapi untuk masalah emosi dan kognisinya lebih baik. Kita kembalikan kepada keluarga supaya dia beradaptasi sembari kita pantau monitor berkala setiap bulan,” ujar Tatang.
Hakim kemudian meminta keterangan selengkapnya mengenai penjelasan yang pernah dikatakan pada Berita Acara Pemeriksaan (BAP), saat itu dikatakan bahwa David Ozora dapat mengalami cacar permanen akibat luka-luka yang didapatkan.
“Saudara dalam berita acara mengatakan bahwa dapat mengakibatkan cacat permanen, diantara ‘dapat’, tapi saudara melihat progres terakhir, pemeriksaan terakhir, progresnya seperti apa? Menurut pendapat saudara bisa tidak ini anak ini bisa pulih?,” tanya hakim.
“Kalau 100 persen sepertinya tidak,” tutur Tatang.
Tatang mengungkapkan, bahwa terdapat bekas luka pada otak David yang berdampak pada terganggunya kekuatan tangan dan kaki. Dilansir dari Liputan6.com.
“Jadi otomatis ketika generatornya mengalami masalah, otomatis kabel listriknya itu bermasalah,” katanya.
Oleh sebab itu, Tatang menerangkan bahwa David tidak dapat pulih David 100 persen akibat bekas luka yang ada di otaknya.
“Maksudnya selamanya,” tanya Hakim.
“Iya,” jawab Tatang.
Tatang mengambil contoh seperti pada kasus orang yang terkena stroke. Meskipun pengendalian semua faktor dilakukan tetapi orang itu pasti masih saja ada kekurangan dalam tanda kutip disabilitas.
Kekuatan motorik tangan pasti tidak sama dengan motorik kakinya. Hal ini juga berlaku ketika terjadi bekas luka di area cedera tersebut dan menimbulkan bekas pasti dia tidak akan kembali 100% seperti semula.
“Lalu demikian tidak bisa 100% karena ada bekas luka dan itu saudara berpendapat selamanya, namun demikian dari yang tak bisa 100% bisa ndak diharapkan masih bisa bersosialisasi dapat aktualisasi diri,” tanya hakim kembali.
“Sampai saat ini itu bersosialisasi bisa, tapi emang ada gejala eksplosing perkataan tidak bagus muncul terjadi spontan karena ada area otaknya yang rusak jadi fungsi untuk mengontrol emosi berlebihan masih terganggu, saya berikan obat supaya tidak meledak sekali tapi obat ini masih dalam proses bekerja,” terang Tatang.