KanalAnalisis.com, Jakarta — Hendra Gunawan sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) angkat bicara mengenai adanya operasi tambang pasir yang tetap dilakukan di sekitar Gunung Merapi walaupun berstatus siaga.
Hendra mengungkapkan ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Menurutnya, adanya peringatan dari awal kepada masyarakat sudah diberikan oleh pihaknya.
“Kami ini memberikan early warning, rekomendasi-rekomendasi. Boleh dan tidak boleh itu kan ada instansi lain. Kami sudah memberikan rekomendasi yang nanti digunakan masyarakat,” ujar Hendro pada konferensi pers virtual, Sabtu (11/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hendro pun mengatakan pihaknya tidak dapat langsung menghentikan atau melakukan pengusiran pada masyarakat dari lokasi tambang pasir.
“Kita hanya [menyampaikan] konsekuensi. Konsekuensinya adalah kami ini prinsipnya untuk meminimalisir korban. Kalau larang-melarang, tidak membolehkan atau membolehkan, yang ngasih izin,” tambahnya.
Respons Hendra terbongkar saat wartawan bertanya tentang adanya operasi tambang pasir walaupun Gunung Merapi berstatus siaga sejak 2020.
Di lain sisi, salah satu akun Twitter mengunggah video truk pengangkut yang ada di area pasir. Mereka terlihat pergi tergesa-gesa sebab tampak awan tebal yang melambung tinggi.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) tidak memberikan respons mengenai ada atau tidaknya operasi tambang pasir di sekitar gunung tersebut terkait video yang beredar.
Kemarin, pukul 12.12 WIB Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran (APG) ke arah Kali Bebeng/Krasak.
BPPTKG mengatakan bahwa adanya bahaya sekarang berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya yaitu Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km dan Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km.
Erupsi tersebut juga mengakibatkan hujan abu yang pada beberapa daerah di Magelang dan Boyolali.
Yulianto selaku Petugas Pos Babadan di Magelang, mengungkapkan wilayah tersebut mulai terkena abu vulkanik cukup tebal.
“Kalo Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak APG. Ini cukup tebal,” ujarnya.
Laporan dari sejumlah wilayah yang terkena abu vulkanik juga sampai di Yulianto.
Wilayah yang terdampak tersebut yaitu Desa Dukun, Desa Mangunsuko, Desa Paten, dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang, Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali juga terkena dampaknya.