KanalAnalisis.com, Jakarta – Indonesia termasuk salah satu dari 10 negara dalam tujuan Misi Pegasus 2023, kegiatan latihan rutin yang dilakukan AU Perancis untuk memcoba kekuatan jarak jauh. Kedatangan tersebut ikut menggotong Pesawat tempur Rafale yang datang di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Kedatangan pesawat unggulan Prancis tersebut menjadi spesial. Hal tersebut dikarenakan pesawat tempur multifungsi itu sebagai alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang telah dicita-citakan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan.
Mulanya, untuk mendapatkan pesawat buatan dari Dassault Aviation tersebut, Indonesia diperhitungkan harus menanti 3-5 tahun ke depan. Setelah melakukan kesepakatan akan membali sejumlah 42 pesawat pada tahun 2022 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dilansir dari Liputan6.com, tampak dua pesawat Rafale yang sedang terpakir dengan warna abu-abu yang mempunyai dua mesin SNECMA M88-2 yang dapat melaju dengan kecepatan maksimum 1,8 Macht atau 750 knots (1.389 km/jam).
Ketinggian maksimal jet tempur yang bisa terbang yakni 50 ribu kaki atau 15,24 km di atas permukaan laut. Mempunyao dimensi panjang 15,3 meter, tinggi 5,3 meter, dan lebar sayap 10,9 meter. Berat kosong tersebut nyaris 10 ton (22 ribu pon) dan terbang berat maksimalnya 24,5 ton (54 ribu pon).
Selain itu, pesawat juha dibuat multifungsi dengan daya tampung bahan bakar eksternalnya hingga 6,7 ton (14,7 ribu pon) dan internalnya 4,7 ton (10,3 ribu pon). Tak hanya itu, pesawat ini juga dilengkapi SCALP, rudal jelajah udara-ke-darat dengan radius lebih dari 300 km.
“Jadi tentu saja sejak 2006 Rafale sudah berevolusi dan menyerap berbagai kemajuan dan perkembanhan teknologi yang ada di depan anda sebenarnya standar yang baru. Ke depan pesawat juga akan mengalami upgrade dalam beberapa bulan nanti,” ujar Letkol Henri ketika ditemui wartawan, di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
“Jadi, pesawat tempur Rafale itu sudah di upgrade dengan bisa membawa rudal jarak jauh. Ada 300 MRTT merupakan salah satu aset sangat penting dan SNAGAR diperlukan oleh operasi dan misi pegases seperti ini. Kenapa? Karena memang multiperan yang memungkinkan AU Perancis itu melakukan proyeksi kekuatan jarak jauh,” lanjutnya.
Di lain sisi, tentara AU Prancis diharapkan kehadirannya oleh TNI AU supaya kedepannya dapat melakukan kerjasama dengan baik. Hal tersebut agar rencana Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan dalam pemesanan pesawat Rafale juga berjalan mulus.
“Jadi kesempatan kita untuk membantu mereka menaikkan produk kita untuk memperkenalkan pesawat yang rencananya akan dijualkan oleh kita. Jadi kita hanya membantu,” tutur Agung Sasongkojati selaku Kadispenau Marsma.
Tetapi untuk waktu tepatnya, Agung tidak mengetahui kapan Indonesia akan memiliki pesawat tersebut secara resmi. Hal itu karena pihak Kementerian Pertahanan yang mengatur semua rencana pembelian.
“Jadwal kedatangan segala macam itu ada di Kementerian Pertahanan karena mereka yang punya, pertahanan kita lah yang mengatur semuanya. Kami hanya mendapatkan sebagai pengguna. saya belum bisa mengatakan karena saya belum tahu persisnya,” katanya.
Kehebatan pesawat Rafale juga dikatakan oleh Agung, yakni sudah teruji dengan beberapa kelebihan dan kecanggihannya. Hasilnya, pertahanan TNI AU dapat diperkuat dengan alutsista tersebut kedepannya.
“Rafale ini ferformanya oke banget, pesawatnya bisa langsung take off, tegak lurus tanpa harus berapa kecepatan. Dia sangat canggih aerodinamika secara aerodinamik pesawat ini bagus, daya dorong terhadap beratnya juga sangat baik,” katanya.
“Tentu juga termasuk hemat bisa terbang jarak jauh bisa membawa segala macam rudal senjata canggih dan semuanya dikendalikan dengan radar yang terbaru juga. Jadi ini pesawat yang semua pilot ingin menerbangkannya,” tambahnya.