KanalAnalisis.com, Banyumas – Mata pencaharian ribuan warga di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, telah hilang. Sebab tambang emas yang sudah beroperasi sejak 2014 itu telah ditutup.
Karipto selaku Kepala Dusun II mengungkapkan, bahwa terdapat sejumlah 2.600 kepala keluarga (KK) di wilayahnya tersebut dengan total ada tiga RW, yakni RW 3, 6 dan 7.
“Mayoritas sekitar 80 persen warga di sini menggantungkan hidup dari kegiatan penambangan,” kata Karipto di tengah membongkar gubuk atau bedeng di lokasi tambang, Selasa (8/8/2023). Dilansir dari Kompas.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karipto mengatakan, adanya tersebut maka dengan otomatis para warga tidak mempunyai pekerjaan lagi, sebab dari pertambangan para warga bekerja sebagai penambang.
Karipto juga mengungkapkan sejumlah warga tidak bekerja sebagai penambang. Ada yang bekerja sebagai tukang ojek yang bertugas mengantar material hasil tambang ke tempat pengolahan.
Ada juga warga yang melakukan pekerjaan di tempat pengolahan emas. Pengolahan tersebut kebanyakan dikerjakan di rumah-rumah warga.
Sebelumnya, kata Karipto, mayoritas warga setempat telah bekerja menjadi kuli pasar dan penderes nira kelapa.
“Kebanyakan jadi penderes dan kuli di pasar,” kata Karipto.
Achmad Husein selaku Bupati Banyumas menuturkan bahwa eks penambang telah ditawari solusi untuk melakukan pelatihan ketrampilan atau menjadi pelaku UMKM.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melakukan penutupan tempat penambangan emas ilegal di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Selasa (8/8/2023).
Penutupan tersebut dilakukan sebab memakan delapan korban jiwa yang tertimbun pada salah satu lubang galian sedalam puluhan meter.