TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, menyatakan sikap tegas terkait potensi investasi tambang pasir silika di kawasan Danau Kaskade Mahakam.
Meski perizinan tambang berada di luar kendali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar, Edi menekankan bahwa setiap investasi yang masuk ke wilayahnya harus memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan Kukar.
Meski perizinan tambang berada di luar kendali Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar, Edi menegaskan bahwa setiap investasi yang masuk ke wilayahnya harus dikelola dengan optimal untuk kesejahteraan daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Edi dengan tegas menyatakan bahwa pasir silika dari Kukar tidak boleh diekspor dalam bentuk mentah. Ia mendorong pembangunan pabrik pengolahan pasir silika di Kukar sebagai bagian dari hilirisasi industri, untuk menciptakan nilai tambah ekonomi langsung bagi daerah.
“Kalau ada investasi di Kukar, kami tetap mengusulkan agar pasir silika tidak keluar dalam bentuk mentah. Harus ada pabrik pengolahannya di Kukar. Ini soal komitmen kita untuk memastikan hasil tambang memberikan manfaat maksimal bagi daerah dan masyarakat,” ujar Edi, Selasa (25/2/2025).
Meski mendukung investasi, Edi Damansyah menaruh perhatian besar pada dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan.
Ia mengingatkan, Danau Kaskade Mahakam—yang mencakup Danau Semayang, Melintang, dan Jempang—merupakan sumber penghidupan utama bagi masyarakat setempat, mayoritas di antaranya adalah nelayan.
“Isu lingkungan adalah hal yang sangat sensitif. Tambang ini tidak hanya soal bisnis, tetapi juga harus memperhatikan kelestarian ekosistem dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitar. Pengelolaan lingkungan harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa perizinan tambang harus melalui analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang ketat.
“Investasi ini tidak bisa hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga harus memastikan keberlanjutan lingkungan hidup,” katanya.
Edi optimistis bahwa jika dikelola dengan benar, tambang pasir silika di kawasan Danau Kaskade Mahakam dapat memberikan dampak positif yang besar.
Selain mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), ia berharap masyarakat setempat juga mendapat manfaat langsung dari investasi ini.
“Investasi ini bisa memberikan banyak peluang kerja, meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus memperkuat pendapatan daerah. Namun, semua itu harus berjalan dengan tata kelola yang baik,” ujar Edi.
Danau Kaskade Mahakam—yang meliputi tiga danau besar di wilayah hulu Kukar—menjadi perhatian investor tambang karena kandungan pasir silikanya yang melimpah.
Potensi cadangan pasir silika di kawasan ini disebut-sebut mencapai 2 miliar metrik ton, tersebar di area seluas 50 ribu hektare. Pasir silika merupakan bahan baku penting dalam berbagai industri, termasuk manufaktur kaca, semikonduktor, dan energi.
Dengan potensi besar ini, Kukar memiliki peluang untuk menjadi salah satu pusat pengolahan pasir silika di Indonesia. Namun, Edi menegaskan bahwa eksploitasi sumber daya alam tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Ia berharap pemerintah pusat dan provinsi berkomitmen untuk memprioritaskan pembangunan industri hilir di Kukar, sehingga potensi besar ini benar-benar membawa manfaat maksimal bagi daerah dan masyarakat.
“Ini adalah peluang besar untuk Kukar, tapi harus dikelola dengan bijak. Kami tidak ingin investasi ini hanya menjadi cerita sukses bagi investor, tetapi juga cerita kesejahteraan untuk masyarakat Kukar,” tutupnya. (adv)
Penulis : Redaksi