Mediaetam.com, Samarinda – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Kalimantan Timur (GMNI Kaltim) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Sendawar gelar dialog daerah dengan tema mengurasi persoalan dasar Kalimantan Timur, sesi diskusi Kutai Barat, Senin, (14/6/2021) siang.
Dialog tersebut dilangsungkan melalui aplikasi zoom dan dihadiri dua narasumber.
Yakni Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang yang merupakan Anggota DPRD dari dapil Kubar – Mahulu dan dosen Politeknik Sendawar Adrianus dengan dimoderatori Joni Pranata Ketua BEM Politeknik Sendawar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekretaris DPD GMNI Kaltim David Prima putra dalam sambutannya mengungkapkan bahwa diskusi tersebut dalam upaya mengurai persoalan dasar yang ada di Kutai Barat.
Hal tersebut menurutnya untuk menemukan solusi atas situasi yang ada di Kutai Barat.
“Dialog ini untuk menemukan titik temu demi mendorong kebijakan yang berdampak luas pada masyarakat di Kutai Barat,” ucap David.
Selain itu dirinya juga berharap dengan dialog yang dilakukan, menjadi awal gerakan mahasiswa di Kubar mampu menunjukkan ide dan gagasan besarnya untuk mengawal kemajuan daerah Kubar.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang menyambut positif dialog yang melibatkan kaum intelektual. Menurut wakil rakyat dapil Kubar-Mahulu tersebut dialog itu akan membuka cakrawala berfikir anak daerah untuk ikut serta dalam pembangunan.
Dalam penyampaian materinya, politisi PDI-Perjuangan itu juga menjelaskan terkait dukungan anggaran yang dilakukan untuk membantu pembangunan yang ada di Kubar diluar daripada dana bagi hasil sumber daya alam yaitu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) . Selama ini PAD yang besar masih mengandalkan pajak kendaraan bermotor.
“PAD di Kubar setiap tahun kurang lebih 300 milyar, tetapi masih banyak yang menunggak, jadi secara keseluruhan menyentuh angka tersebut tapi realisasinya tidak menyentuh angka itu,” Veridiana ucapnya.
PAD bisa meningkat jika pemerintah daerah memberikan akses yang luas untuk mendorong peningkatan. Secara umum Kubar adalah daerah pertanian dalam arti luas. Di Dinas Pertanian Kaltim, Kutai Barat dimasukkan dalam klaster perkebunan karet.
Namun satu kendala yang belum ada solusinya, karena beberapa kali turun ke masyarakat yaitu harga karet Kubar tidak bisa naik secara signifikan. Karena permainan tengkulak juga.
“Kutai Barat daerah yang subur, banyak sumber pertanian. ada jahe, ada produksi ubi rambat , cabe tapi kebanyakan mereka tidak tahu harus menjual kemana. Kalo dijual ke lokal terbatas,” katanya lagi.
Olehnya itu yang harus dilakukan pemerintah Kubar yaitu memperkuat sumber daya manusia. Produksi yang melimpah menurutnya jika hanya dijual ke pasar secara tata niaga belum bagus.
“Bagaimana membangun hilirisasi produk sehingga bisa mendapat nilai produk yang nilai lebih. Dengan menggeliatnya ekonomi masyarakat juga akan memberikan dampak PAD juga untuk daerah,” ucapnya.
Selain itu, pertanian sawah juga harus ditingkatkan karena lahan pertanian sawah yang ada di Kubar juga besar, setidaknya kedepan Kubar menjadi sentral pangan di Kaltim. (Adv/Idham)