Tenggarong — Sangasanga, kecamatan bersejarah yang dikenal sebagai Kota Juang, kini menyuguhkan cara baru menikmati wisata sejarah. Mengusung konsep digital, pengunjung tak lagi hanya melihat monumen bersejarah secara pasif, tetapi bisa menggali kisah heroik para pejuang lewat ponsel pintar melalui inovasi bernama SiMATA Pejuang.
Inovasi ini menggabungkan teknologi barcode dengan konten sejarah lokal. Wisatawan cukup memindai kode yang terpasang di monumen-monumen penting untuk langsung mengakses informasi lengkap mengenai peristiwa yang pernah terjadi di lokasi tersebut.
“Kami ingin agar sejarah tak hanya dikenang, tapi juga dihidupkan kembali dalam bentuk yang relevan dengan zaman. Lewat SiMATA Pejuang, pengunjung bisa mengenal lebih dekat perjuangan pahlawan tanpa harus bergantung pada pemandu,” jelas Camat Sangasanga, Dachriansyah, Kamis (20/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program ini lahir dari ide para staf kecamatan yang mengikuti pelatihan kepemimpinan. SiMATA Pejuang kemudian dikembangkan sebagai solusi interaktif yang menjawab tantangan zaman—terutama bagaimana menarik generasi muda agar lebih peduli pada sejarah.
Lima monumen utama di Sangasanga telah dilengkapi sistem ini sebagai tahap awal digitalisasi. Informasi yang disediakan tidak hanya mencakup teks sejarah, tetapi juga dilengkapi dengan dokumentasi visual dan narasi audio.
“Kami sedang berproses untuk memperluas penerapan sistem ini ke seluruh titik bersejarah di Sangasanga. Koordinasi terus kami lakukan dengan Dinas Pariwisata Kukar agar inovasi ini terintegrasi secara menyeluruh,” lanjut Dachri.
Tak hanya mengandalkan teknologi, pemerintah kecamatan juga tengah menyiapkan pengembangan infrastruktur pariwisata, seperti jalur akses, fasilitas pengunjung, hingga strategi promosi. Tujuannya jelas: menjadikan Kota Juang sebagai destinasi wisata sejarah unggulan di Kalimantan Timur.
Inisiatif ini dinilai sebagai langkah maju dalam pengelolaan warisan sejarah daerah, yang tidak hanya mendidik tetapi juga menciptakan daya tarik wisata baru yang bernilai edukatif dan inspiratif.
“Kami percaya, teknologi bisa menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Dengan pendekatan ini, kami ingin menciptakan pengalaman wisata sejarah yang informatif, menyenangkan, dan berkesan bagi semua kalangan,” tutup Dachriansyah.
Dengan inovasi seperti SiMATA Pejuang, Sangasanga membuktikan bahwa sejarah bukan sekadar cerita lama, melainkan warisan hidup yang terus dikembangkan untuk generasi mendatang. (adv)