Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) telah mengumumkan rencananya untuk mengadakan program pengadaan bus sekolah sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses pendidikan di wilayah tersebut.
Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin, memberikan dukungan penuh terhadap program ini, mengutip luasnya geografis Kukar sebagai alasan utama. Dalam konteks fokus pemerintah saat ini pada pengembangan infrastruktur konektivitas, angkutan pelajar menjadi esensial sebagai moda transportasi utama bagi para siswa.
Rendi Solihin, Wakil Bupati Kukar, menyatakan, “Tentunya Pemkab Kukar sangat mendukung program bus ini. Karena, banyak anak-anak kita yang membutuhkan moda transportasi. Saya yakin ini sangat membantu dan meminimalisir rawannya angka kecelakaan yang membayangi pelajar.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Perhubungan Kukar, Ahmad Junaidi, juga mengungkapkan pentingnya angkutan pelajar ini dalam aspirasi masyarakat. Saat berdialog dengan Bupati dan Wakil Bupati, masyarakat seringkali menyoroti kehadiran angkutan pelajar sebagai kebutuhan mendesak. Sebagai tanggapan, Pemerintah Kabupaten Kukar telah melakukan uji coba angkutan pelajar di Kelurahan Loa Tebu, Kecamatan Tenggarong.
“Kita uji coba dahulu. Dan kami diminta untuk coba lakukan pendataan dulu. Seperti kecamatan-kecamatan mana yang memang membutuhkan (bus sekolah). Kemudian datanya siapa yang perlu diangkut,” ujar Junaidi.
Untuk tahun anggaran 2023, Pemerintah Kabupaten Kukar telah menganggarkan pengadaan enam unit bus sekolah. Namun, target penerima bus masih dalam proses pendataan. Bus sekolah ini tersedia dalam dua tipe, yakni dengan 30 kursi dan 19 kursi. Saat ini, bus-bus tersebut masih dalam tahap pabrikasi.
Pemerintah Kabupaten Kukar berencana menyerahkan bus sekolah ini pada bulan Desember dan dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2024. Bus-bus tersebut akan digunakan untuk mengangkut pelajar mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA.
Junaidi menjelaskan, “Jadi di tahun ini sudah ada satu unit kami anggarkan di murni kemarin, yakni di Loa Tebu. Di perubahan kami adakan enam unit.”
Sementara itu, terkait pengelolaan bus sekolah, Junaidi menyatakan bahwa saat ini tanggung jawabnya diserahkan kepada pemerintah kelurahan dan desa penerima bantuan. Namun, dia juga berharap penerima bantuan dapat menciptakan model swakelola. Pengadaan bus ini dianggap penting agar para pelajar yang belum memiliki akses ke kendaraan pribadi memiliki moda transportasi yang aman dan nyaman.
Junaidi mengakhiri, “Banyak kejadian kecelakaan yang terjadi di kalangan pelajar. Dan Insya Allah di tahun 2024 nanti mengikuti arahan kepala daerah akan kita adakan lagi. Kita akan atur konsep dan perkembangannya sesuai dengan keperluan masyarakat.”