Tenggarong — Di tengah tantangan serius alih fungsi lahan dan sulitnya akses permodalan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengambil langkah tegas untuk menjaga keberlangsungan sektor pertanian. Melalui program unggulan Kredit Kukar Idaman, Pemkab menghadirkan solusi nyata bagi petani yang selama ini terjebak dalam lingkaran tengkulak dan bunga pinjaman tinggi.
Kukar selama ini dikenal sebagai penopang utama ketahanan pangan Kalimantan Timur, dengan kontribusi sekitar 42 persen terhadap kebutuhan beras provinsi. Namun pesatnya pembangunan, termasuk dampak dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), membawa ancaman terhadap lahan-lahan pertanian produktif.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, menyampaikan bahwa menjaga sektor pertanian bukan hanya soal produksi, tapi juga memastikan petani memiliki akses modal yang adil dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita tak ingin petani terus terjepit. Kredit Kukar Idaman hadir untuk memberi mereka ruang berkembang, tanpa ketergantungan pada tengkulak,” jelas Edi saat menghadiri peluncuran program, beberapa waktu lalu.
Program ini dirancang agar petani dapat memperoleh pinjaman modal usaha dengan skema ringan—tanpa agunan, bunga rendah, dan masa cicilan yang fleksibel. Melalui kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Pemkab ingin memperkuat peran desa sebagai motor ekonomi berbasis pertanian.
Tak hanya soal pembiayaan, Pemkab juga mendorong modernisasi sistem pertanian dan perluasan komoditas melalui pengembangan sektor perikanan dan hortikultura. Diversifikasi ini menjadi langkah penting untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis hasil tani.
“Kami ingin BUMDes tidak hanya aktif secara administratif, tapi benar-benar jadi instrumen penggerak ekonomi desa, termasuk mendukung distribusi dan pemasaran hasil pertanian,” tambah Edi.
Menurutnya, dengan dukungan pembiayaan yang tepat dan sistem pertanian yang diperkuat, petani di Kukar bisa lebih mandiri dan sejahtera. Pemerintah juga berkomitmen menjaga ekosistem pertanian dari hulu ke hilir, termasuk perlindungan lahan agar tidak mudah dialihfungsikan.
“Kami ingin keberlanjutan. Ekosistem pertanian di Kukar harus kokoh dari sisi produksi, pembiayaan, hingga pasar,” tegasnya.
Dengan pendekatan holistik ini, Pemkab Kukar optimistis mampu menjaga posisi sebagai sentra utama pangan Kalimantan Timur, sekaligus meningkatkan kualitas hidup para petani di wilayahnya. (adv)