Tenggarong — Ramadan kembali membawa semangat ekonomi dan kebersamaan di Kutai Kartanegara (Kukar) melalui hadirnya Lorong Pasar Ramadan. Berlokasi di jantung kota, tepatnya di sekitar Masjid Agung Sultan Sulaiman, pasar ini tak hanya menjadi pusat kuliner berbuka puasa, tetapi juga wajah nyata pemberdayaan UMKM dan geliat ekonomi rakyat.
Tahun ini, Lorong Pasar Ramadan menargetkan perputaran uang hingga Rp40 miliar, naik signifikan dibanding capaian tahun lalu yang berada di kisaran Rp20-30 miliar. Camat Tenggarong, Sukono, menyampaikan optimisme itu berdasarkan tingginya transaksi dan antusiasme warga serta pedagang sejak hari pertama Ramadan.
“Hampir semua dagangan yang dijual ludes. Ini menunjukkan betapa besar potensi ekonomi dari kegiatan ini,” ungkapnya, Senin (6/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ratusan UMKM Ramaikan Tiga Titik Strategis
Lebih dari 100 pelaku UMKM ikut ambil bagian dalam pasar ini, yang tersebar di tiga area utama:
• Jalan Monumen Barat dan Dewantara: 63 stan UMKM.
• Jalan Monumen Timur: Sekitar 20 tenda UMKM.
• Jalan Panjaitan: Dihuni oleh sekitar 20 pedagang, utusan dari Kelurahan Loa Ipuh.
Jajanan yang dijual sangat beragam—mulai dari kuliner lokal seperti apam dan onde-onde, hingga makanan kekinian seperti kebab dan es kepal Milo—menjadikan Lorong Pasar Ramadan sebagai destinasi favorit warga untuk ngabuburit.
Bukan Sekadar Dagang, Tapi Momen Berkumpul dan Berbagi
Menurut Sukono, Lorong Pasar Ramadan bukan hanya tempat mencari takjil, melainkan juga ruang sosial tempat warga bersua dan saling menyapa dalam suasana Ramadan yang penuh keberkahan.
“Di sini tidak hanya ada transaksi ekonomi, tapi juga ikatan sosial yang semakin kuat antarwarga,” jelasnya.
Bagi para pelaku usaha kecil, pasar ini menjadi peluang emas. Siti, seorang pedagang kue basah, menyebut bahwa omzetnya selama Ramadan bisa dua kali lipat dibanding hari biasa.
“Biasanya saya hanya jualan online, tapi di sini pembelinya langsung ramai setiap sore,” katanya.
Kolaborasi Lintas Komunitas dan Pemerintah
Kegiatan ini merupakan buah sinergi antara Kecamatan Tenggarong, Forum Pedagang, dan IRMA Masjid Agung Sultan Sulaiman. Pemkab Kukar berperan menyiapkan lokasi, sementara pengelolaan teknis, termasuk tenda dan pengaturan stan, dikoordinasikan antar kelompok pedagang.
“Kami fasilitasi lokasi. Untuk teknis di lapangan, para pedagang bisa berkoordinasi dengan forum atau kelompok masing-masing,” jelas Sukono.
Ekosistem Bisnis Lokal yang Tumbuh Bersama
Pemerintah daerah menaruh harapan besar agar Lorong Pasar Ramadan tak hanya menjadi ajang tahunan semata, tapi berkembang menjadi motor penggerak UMKM yang berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang baik, pasar ini diyakini dapat memperkuat ekosistem bisnis lokal sekaligus memperkuat identitas Kukar sebagai pusat kuliner Ramadan di Kalimantan Timur.
“Kami ingin agar kegiatan seperti ini terus bertumbuh dan menjadi bagian dari penguatan ekonomi lokal dalam jangka panjang,” tutup Sukono.
Dengan semangat kolaborasi dan antusiasme masyarakat, Lorong Pasar Ramadan Kukar kembali membuktikan bahwa Ramadan bukan hanya tentang ibadah dan kebersamaan, tetapi juga tentang membuka pintu-pintu rezeki bagi banyak orang. (adv)