KanalAnalisis.com, Jakarta – Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI yakni dr Siti Nadia Tarmizi angkat bicara mengenai COVID-19 paling bermutasi yang telah ditemukan di Indonesia. Dia mengungkapkan bahwa ratusan mutasi itu tidak menyebabkan kasus meningkat.
“Kalau kita lihat, walau ditemukan tidak terjadi lonjakan kasus,” tutur dr Nadia, Minggu (30/7/2023). Dilansir dari Detik.com.
Pasien yang ditemukan dengan mutasi COVID-19 paling banyak itu juga tak menjadikan tingginya kematian. Selama ini laporan terkait tingginya perawatan COVID-19 belum diterima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sisi lain, dr Ngabila Salama selaku Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI mengatakan bahwa di Jakarta belum ditemukan adanya kenaikan kasus yang berhubungan dengan temuan mutasi genome paling banyak yang ada pada di pasien DKI.
“Iya (belum ada lonjakan). Nanti saya update kasusnya,” kata dr Ngabila.
Diketahui, straon varian COVID-19 Delta ditemukan oleh seorang ilmuwan dari seorang pasien di Jakarta yang mempunyai 113 mutasi dengan 37 yang dapat berdampak pada protein spike. Protein spike dapat menjadikan virus melekat pada manusia dan sejumlah vaksin COVID-19 bisa dijadikan target.
Pada awal Juli, basis data genomik COVID-19 mengirimkan virus ini dan asalnya dipercaya dari kasus infeksi kronis.